Tarumaru's Journal : Ketika hari itu (Prologue)

Hasil gambar untuk soldier silhouette wallpaper

4 Januari 2019
2 tahun yang lalu...

Setiap sore seperti biasanya, Lt. Tarumaru Kaminari yang kerap dipanggil Maru berlatih tembak dengan tim nya di sebuah base tua yang terletak di syria. bukan cuma sebagai tempat latihan, tetapi base itu dipakai untuk tempat tinggal bagi tim pengintai U.S Navy dibawah pimpinan Maru sendiri. Setelah latihan, mereka akan memulai patroli di luar base, Maru selalu mendapat tugas "Jaga rumah" ketika yang lainnya patroli. mereka yang telah berada di titik patroli akan melaporkan segala sesuatunya kepada maru melalui walkie talkie.

Senja itu terasa sungguh sejuk dan sunyi, sehingga maru ketiduran di sofanya. tiba - tiba pintu diketok cukup keras sehingga membangunkan maru. maru sudah biasa menghadapi hal itu sehingga ia bangkit dari sofanya, mengambil 1 ikat uang berjumlah 70k Pound Syrian di penyimpanan dan segera membukakan pintu.

"Assalamu'alaikum" 
Orang berjenggot panjang dengan belati yang terikat di perut dan berpakaian ala orang arab itu Mengucap salam dengan logat arab suriah.

"Wa'alaikumsalam" 
Maru menjawabnya dengan belum terbiasa dan segera memberikan uang itu.

Orang berjenggot tersebut diketahui adalah bernama Al-Karim Mukarov, dia orang rusia yang lalu tinggal di suriah dan menjadi penagih pajak di wilayah sekitar Al-tanf. dulunya Al-tanf adalah sebuah millitary base milik U.S Armed Force. Namun, setelah berakhirnya perang saudara suriah, dan perang - perang yang melibatkan amerika, base ini tidak pernah dipakai lagi dan ditinggal begitu saja.

Setelah Al-karim menghitung lembar uang itu, ia menampakkan senyum sinisnya dan membalikkan tubuhnya dan meninggalkan maru bersama pejaganya. Maru yang tidak peduli dengan ekspresi orang itu lalu menutup pintunya. sesaat sebelum maru menutup pintunya, tiba-tiba salah satu penjaga Al-karim membalikkan tubuhnya dan langsung menembakkan 2 peluru berkaliber 9 milimeter dan tepat mengenai perut maru. 

"Akh!... Sialan kau"
Maru seketika terjatuh, menahan luka tembakan yang dilancarkan oleh salah satu penjaga Al-karim

Maru mencium bau minyak yang pekat, maru tidak menyadari ternyata penyerangan ini sudah direncanakan oleh Al-karim. Maru menduga bahwa teman-temannya telah dibantai sehingga lebih fokus dengan diri sendiri dan berusaha bersembunyi agar tidak terkena ledakkan ataupun api yang menjalar. salah satu menjaga Al-karim menjatuhkan sebuah rokok ke tanah, seketika bangunan itu terbakar, api menjalar masuk mendekati maru. Al-karim dan Ke 2 penjaganya meninggalkan maru yang terkurung di bangunan yang telah dilalap api.

"Maru! Maru!" 
Seseorang segera menyelamatkannya dan mengeluarkannya dari bangunan yang telah dilalap api.

Ia adalah   Lt. Michael jefreyson atau biasa dipanggil Rex. Rex adalah teman dekat maru dan berada pada tim yang sama dengan maru. Rex segera membawa maru ke rumah sakit terdekat sebelum diberangkatkan pulang ke Amerika Serikat.

= = =



6 Juni 2021
Di sebuah bukit berhutan...

Misi kali ini bisa dibilang cukup mudah,  tetapi berbahaya. Maru dan Rex dikirim untuk mengintai sebuah kota tua yang penduduknya sebagian besar adalah perompak gurun. Maru dan Rex hanya membawa senapan dan amunisi yang terbatas. jika mereka berdua tidak menemukan target, maka terpaksa harus kembali ke USS Mason, kapal yang membawa mereka ke tempat ini.

"Apa kau menemukan sesuatu?" tanya Maru yang juga sedang memantau kota tua itu menggunakan scope 8x56 yang terpasang di senapan berat CheyTac M200. 

"Belum menemukan apapun" balas Rex.
Rex yang bertugas sebagai observer dibekali oleh teropong taktis yang dapat memantau hingga 6 kilometer.

"Aku hanya menemukan sekelompok perompak biasa, aku belum menemukan target yang sesuai dengan ciri - ciri" jelas Rex kepada maru.

"Apa mereka sudah mengetahui rencana kita dan memilih bersembunyi?" 
Maru menduga-duga dan menanyakannya kepada rex

"Kurasa itu tidak mungkin terjadi" 
Rex menenangkan maru agar dapat berkonsentrasi mencari target.

"Bentar... Aku menemukan sesuatu, coba kamu lihat 2 orang yang berbeda itu" 
Maru menemukan 2 orang yang sedikit berbeda dari kumpulan perompak yang lalu-lalang di kota yang tua itu.

"Baiklah, akan ku lihat" Rex melihat 2 orang itu dan memperbesar zoom teropong taktisnya. 

"Itu bukan target kita, mereka lebih terlihat seperti pemburu ketimbang perompak" simpul Rex.

"Ya, sudahlah" Jawab Maru singkat.

Lalu mereka membereskan peralatannya masing. Maru memasukkan Cheytac M200 miliknya ke sebuah drag bag (Tas senapan berat) dan memeriksa magazine (Penyimpan peluru) memastikan tidak ada yang tertinggal. sedangkan Rex memasukkan teropong taktis dan tripod miliknya ke drag bag yang ukurannya lebih kecil.

"Ayo, kita ke tempat berikutnya"

Maru dan Rex berjalan menuruni bukit sambil senapan tetap dipegang untuk mengantisipasi serangan tiba - tiba.


(Bersambung)

= = =

Catatan : Cerita ini fiksi, termasuk nama tokoh dan kejadiannya.

Comments

Popular Posts